Begitu kulihat wajahnya untu pertama kali, cinta itu langsung menyentuh kalbuku dengan sentuhan sihir. Kemudian aku duduk disampingnya, menikmati keindahan wajahnya, kulihat ia tertawa ringan, keluar dari mulutnya yang begitu indah, seakan ia hadir disisiku sebagai seorang penyair.

Kemudian ia menebar senyum, seakan ia berkata disetiap gerak bibirnya, “Lihatlah aku, lihatlah aku!”.
Cinta, cinta, dan cinta. Seakan tak ada lagi yang dibicarakan selain cinta.

Mengapa selalu ada cinta yang mewarnai hari-hari kita?
Continue reading

Advertisement